MANUSIA
DAN KEGELISAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam hidupnya tak
lepas dari permasalahan. Manusia dalam hidupnya pasti pernah mengalami
kegelisahan. Gelisah tergolong penyakit batin, penyakit ini dapat
menyerangsiapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun. Bila dibandingkan
dengan rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang pemberani,
tak mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat penangkal
takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah mengerjakan
perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu pula
seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi walaupun benar, kaya, pandai,
jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan gelisah.Kegelisahan merupakan
rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini disebabkan karena
kurang tentramnya jiwa seseorang tersebut, atau rasa tidak tenang (tidak sabar)
yang menyebabkan rasa gelisah ini mincul. Pada hakekatnya sebab-sebab orang
gelisah disebabkan karena rasa takut pada hak-haknya. Namun terlepas dari itu
usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah perlu. Yaitu dengan dimulai dari diri
kita sendiri, dengan bersikap tenang dan tidak terbawa pengaruh emosi dalam
jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang dapat kita kontrol untuk terlepas
dari rasa kegelisahan.
Kegelisahan
yang sering terjadi pada manusia adalah disaat seseorang pernah melakukan
sebuah perbuatan buruk. Hal ini lah yang membuat seseorang mengalami
kegelisahan. Hatinya tidak tenang, dia merasa cemas. Karena terlalu memikirkan
perbuatan buruk yang sudah dilakukannya. Akhirnya orang tersebut terlihat
murung, menyendiri dan merasa kesepian dan terasing. Oleh karena itu, kami
kelompok 7 membuat makalah Ilmu Budaya Dasar tentang “Manusia dan Kegelisahan”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah
pengertian kegelisahan?
2. Apakah
faktor penyebab terjadinya kegelisahan?
3. Bagaimana
cara mengatasi kegelisahan?
4. Pengertian
keterasingan?
5. Pengertian
kesepian?
6. Pengertian
ketidakpastian?
7. Sebab-sebab
terjadi ketidakpastian?
8. Usaha-usaha
mengatasi ketidakpastian?
1.3 Tujuan
Berikut
tujuan disusunnya makalah ini antara lain:
1. Untuk
mengetahui pengertian kegelisahan
2. Untuk
mengetahui penyebab terjadinya kegelisahan
3. Untuk
mengetahui cara mengatasi kegelisahan
4. Untuk
mengetahui bentuk – bentuk kegelisahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata
“gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu
khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan
sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik.
Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia
yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut. Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan yang cukup
lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Manusia selama ini seringkali
tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu
dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa
mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita
sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita
melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan
dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap
kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda
dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan
bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam
pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram,
tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan
merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang
dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai
manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir,
ataupun cemas.
Kegelisahan hanya dapat diketahui
dari gejala tingkahlaku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya
berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk
merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan
lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan
atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi
dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan
tidak tercapai.
Hal ini terjadi karena adanya
keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang
belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau
adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran
(yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan
spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan), atau takut
menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan sumber
kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya rasa lapar,
haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya kegelisahan
karena diancam seseorang.
Penyebab lain kegelisahan karena
adanya kemampuan seseorang untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup.
Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering
tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai
arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering
ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga
disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa
penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian,
ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan,
kegembiraan dalam kehidupan manusia. Tentang perasaan kegelisahan ini,
Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kegelisahan
Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan
ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya
pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh : Tini seorang ibu
muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh sehat,
montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh waktu Tini
tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru seorang itu.
Sekonyong-konyong Tina sakit ; muntah-muntah disertai buang air. Tini bingung,
anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat di rumah
sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi ibunya harus
meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya. Pada
contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita oleh ibu Tini
adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.
2. Kegelisahan
Neurotik (Saraf)
Kegelisahan
ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja secara alami
ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang
akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya
kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
Contohnya: Kegelisahan para peserta
Indonesia Mencari Bakat ketika akan mengetahui siapa yang harus pulang pada
malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil
ujian akhir.
3. Kegelisahan
moral
Kegelisahan
ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau
malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani.
Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan
sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun
mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya
itu adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi,
mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu.
Contohnya: Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak
yang terkait merasa gelisah.
B. Faktor penyebab terjadinya kegelisahan
Bukan merupakan sebuah kepastian
bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode
pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul
dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh
dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir hayatnya. Faktor
penyebab kegelisahan antara lain:
a. Dari Dalam
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1.
Cinta Diri
Kecintaan
seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah
berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan
berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Ya
perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan
buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia,
mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya
secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2.
Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam
beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan
tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah,
berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan
larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah
mengguncangkan jiwanya. Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada
Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau
penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng
kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti
penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan
dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa
muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari
perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3. Gejolak
Hati
Terkadang
was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras
akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang
dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia,
sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena itu,
ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan
guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran
tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul
dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang
berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya
merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa
Takut dan Malu
Mungkin,
sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang
pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita
membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak. Karena itu, mereka yang pada
masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa
dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan
menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan
berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain.
Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat
menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam
was-was.
5. Tidak
Merasa Aman
Dalam
keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya
was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran
dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini
merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa
yang Lemah
Kelemahan
jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri
kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan
terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia
menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang
lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan
lemah.
b. Kemasyarakatan
Terkadang,
dalam beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita
dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan
yang sama dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda
dengan dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain,
mengikuti perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah
serta berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan
terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit
tersebut dari satu orang kepada orang lain.
C. Cara Mengatasi Kegelisahan
Cara yang
digunakan dalam mengatasi kegelisahan:
·
Dengan
memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita
sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita
tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan
sebagainya.
·
Kita
bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan
senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan
berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
·
Berdoa
kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia
mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah
yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi
umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya
D. Keterasingan
Terasing
atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pemah
mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang
berbeda satu sama lain. Keterasingan
disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
- Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan.
Faktor
ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun biasanya
bersumber pada faktor yang pertama.
E. Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami
kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung
kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
F. Ketidakpastian
Ketidak
pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas.
Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul
yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak
konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
G. Sebab sebab
terjadi ketidakpastian
Menurut
Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab
seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab
lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang
yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang maju pesat, pada
suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu
semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie
adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu
hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut
terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan
mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi
ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya,
sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya mengambil
barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya, dan ia
mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria
ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman
pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti
dari sikap orang lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu
hari melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah
dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia
beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
·
Delusi
persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya,
banyak orang menjauhinya.
·
Delusi
keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini
biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya,
semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
·
Delusi
melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya
kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan
ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum
pernah dialami..
6. Halusinasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium)
dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak
minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
7. Keadaan
emosi
Dalam
keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah
menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah.
Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam
gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat
pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah,
resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung
menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan
baik.
H. Usaha-usaha Mengatasi Ketidakpastian
Orang yang tidak dapat berpikir
dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat
mengatasi keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab
sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat diatasi. Bila hal itu terjadi,
mungkin jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri
ke pisikolog.
Foto atau
gambar Manusia dan kegelisahan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian pembahasan mengenai MANUSIA dan KEGELISAHAN yang telah kami paparkan
pada bab terdahulu, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan
bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan segala
latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah
sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini boleh jadi
sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.
Berbicara tentang manusia, berbicara
pula tentang media tempat manusia hidup yaitu Dunia. Untuk bisa memahami
hakikat manusia maka harus pula memahami hakikat dunia dan hakikat kehidupan
manusia didunia. Pada dasarnya konsep mendiami dunia mengandung arti pemenuhan
kebutuhan atas aspek-aspek yang membentuk manusia. Apabila manusia tidak bisa
menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah
kegelisahan .sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak
ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik
yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah
kegelisahan.
Adapun bentuk-bentuk kegelisahan
berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat
dan mempengaruhi satu sama lain. Keterasingan dalam satu dan lain kesempatan
bisa membuahkan kegelisahan. Dan sebaliknya, kegelisahan yang begitu hebat bisa
saja menimbulkan keterasingan. Kemudian dari keterasingan yang dialami
seseorang bisa saja menciptakan kondisi kesepian dan karena kesepian
itupun bisa saja menimbulkan ketidakpastian. Keterasingan bisa jadi merupakan
perilaku sosiopatik dan sikap apatis yang tidak menyadari bahwa manusia
adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri. Untuk mengatasi
kegelisahan yang dialami manusia, cara yang paling ampuh adalah kita dituntut
untuk bersifat qana’ah (berpikir positif) kembalikan semuanya kepada Allah SWT
dan selalu mengingat Dia.
DAFTAR PUSTAKA
http://danupermadi.blogspot.com/2011/05/pengertian-kegelisahan-keterasingan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar